Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis) , Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki.
Tampilkan postingan dengan label diary. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label diary. Tampilkan semua postingan
Minggu, 25 Maret 2018
I told you, I'd move on.
I told you,
I'd let you go someday.
Honestly, it was the hardest thing i've ever done but it was worth it.
For me, for my heart.
You hurt me so bad.
You killed my trust,
you changed me.
I knew I could be strong enough to let you go.
I knew it and I did it.
I can't explain how proud I am.
Because, I'm the only one who knows how much you hurt me.
But here I'm now,
healing.
We may love the wrong person,
cry for the wrong person,
but one thing is sure,
mistake will help us to find the right person someday.
Jumat, 21 November 2014
Catatan ketika menunggu Wisuda.
Terbersit kenangan selama menjadi mahasiswa.
Bergerak bersama berkontribusi nyata. Jargon lembaga Badan Eksekutif
Mahasiswa FMIPA UI 2010. Teringat kenangan bersama teman teman
seperjuangan.
Teringat. Saat diminta menjadi Koorbid Politik BEM MIPA oleh ketua
ashari nurhidayat. Saat mencari kadep buat departemen Kastrat dan
Barisan MIPA. Fisika connection, ketika
terpilih Rifki Arif Budianto fisika 2008 dan Dandi Hambali sebagai
Komandan BM. Sayang Rifki harus mengundurkan diri di pertengahan tahun
dikarenakan beliau pindah ke FHUI. Padahal dibawah komando beliau,
kastrat sangat menonjol etos kerjanya. Untungnya penggantinya Ipung Geo
2009 memiliki kapasitas untuk menjadi kadep, meski masih berstatus
mahasiswa baru pada saat itu. Jadilah kedua kadep saya merupakan maba.
Teringat ketika mengadakan longmarch 10 km untuk para ksatria (Staf
Kastrat dan BM). Mereka kumpul pagi pagi, dan menerima amplop yang
berisi peta tanpa tahu tujuan akhir kemana. Dan hanya dibekali sebuah
HP, sebotol air minum, serta uang senilai 5 ribu rupiah. Meski begitu,
mereka tetap bersedia dan menjalankan dengan penuh totalitas. Hingga
akhirnya sampai di tujuan akhir yakni Jalan Keadilan Raya untuk menerima
materi tentang Essay dari Pengurus Forum Lingkar Pena Depok. Sampai
sana, mereka pada mencak-mencak sama saya, meski tersinggung senyum,
bahwa ternyata mereka mampu melakukan hal tersebut. Sampai sampai saya
harus menerima resiko ban motor saya dikempesin oleh mereka. Hahaha.
Tapi tetap, itu akan menjadi salah satu kenangan buat mereka.
Teringat. Saat harus membantu kadep Pengmas (Pengabdian Masyarakat) Marista Gilang Farmasi 2007 untuk kepanitiaan MICEL (Communty Development) didaerah Subang. Saat itu saya hanya datang untuk membantu, sesampainya disana diberi sambutan oleh panitia MICEL. Dan bahkan dihidangkan makanan. Saya ingat makanan saat itu adalah sayur sop. Tapi hambar, tidak ada rasanya. Hahaha. Maklum yang masak masih mahasiswa, kalau kebanyakan garam nanti dikira kepingin nikah. Saat itu adalah bulan Ramadhan dan salah satu agenda yang ada di acara adalah shalat tarawih bersama masyarakat. Saat tiba waktu shalat tarawih, ternyata pemuka masyarakat disitu meminta yang menjadi imam adalah mahasiswa. Ternyata saya yang ditembak buat menjadi imam tarawih. Hahaha. Parah bangat dah. Meski berulang kali menolak, tetap saja saya yang diminta sama panitia. Terpaksa saya maju. Meski saya yakin nanti akan ada pertanyaan dari mahasiswa. Sebelum dimulai saya tanya dulu kondisi di kampung sini shalat tarawihnya bagaimana, ternyata 23 rakaat persis seperti di rumah saya. Setelah selesai shalat tarawih dan bubar, pada saat kumpul panitia menanyakan kenapa shalat tarawihnya 23 rakaat, terus kata dia kenapa setiap rakaat kedua selalu membaca surat pendek Al-Ikhlas. Saya hanya bisa tersenyum, untuk mahasiswa yang sehari hari shalat tarawih di Masjid UI yang dibiasakan 8 Rakaat dan bacaan panjang – panjang maka shalat tarawih tadi akan terasa janggal apalagi beberapa orang protes karena saya bacaan saya kecepatan. Saya tersenyum, memang shalat tarawih jam setengah 9 sudah selesaim, dan itu pun saya masih berusaha tidak terlalu cepat, karena saya berfikir masyarakat disini pasti terbiasa dengan shalat tarawih yang cepat. Dan benar saja, esoknya teman saya yang nanya itu bilang ketika dia ikut shalat tarawih dengan warga di musholla dekat situ, shalat tarawihnya 23 rakaat cepat bangat, jam 8 sudah selesai. Memang dari awal seperti itu niat saya, menyesuaikan dengan kondisi masyarakat disana. Itu menjadi pengalaman sendiri, karena untuk pertama kalinya saya menjadi imam tarawih. Untung saja pas di musholla dekat rumah sering disuruh jadi Bilal yang salah satu tugasnya mengoreksi bacaan surah pendek imam apakah sesuai urutannya.
Teringat. Masih di bulan Ramadhan yang sama, dapat sms dari rekan saya kadep Kerohaniaan , saudara Ilham Akbar yang isinya meminta saya menjadi pembicara pengganti di acara buka puasa bersama. Saya iyakan saja, eh pas ke tempat lokasinya. Ternyata itu buka puasa karyawan Dekanat MIPA. Ah si Ilham nyari gara gara, masa disuruh ceramah depan ibu-ibu sama bapak-bapak. Terlanjur mengiyakan, ditambah lagi, Ustadz pembicara utamanya memang berhalangan hadir. Dengan menebalkan muka, saya maju memberikan ceramah, yang sebenernya saya merasa tidak pantas karena menyampaikannya di depan orang orang tua, kalau di depan mahasiswa baru sih, masih cukup percaya diri, tapi ini. Sudahlah bismillah. Alhamdulillah selesai juga. Entah sampai atau tidak pesannya, karena untuk menguasai diri sendiri didepan saja sudah sulit.
Teringat. Ketika masuk tahun ajaran baru, membantu kadep Kesma Fadiah Sabila Kimia 2007 untuk menyortir berkas berkas mahasiswa yang mau mengajukan banding BOP. Berdua dengan sabil, menyortir dan menyeleksi manakah mahasiswa yang disetujui bandingnya dan mana yang tidak di ruangan Pa Marda staf Dekanat. Eh ternyata, dekanat tidak memeriksa lagi mereka percaya dengan kita, jadi secara tidak langsung, kamilah yang menentukan apakah mahasiswa tersebut di setujui bandingnya atau tidak. Agak deg-degan juga. Namun disitu saya dapat pelajaran untuk selalu bersyukur. Karena banyak orang yang masih merasa kurang dalam finansial padahal kalau dilihat dari kita materinya berlimpah. Wallahu Alam.
Teringat. Ketika departemen lingkungan yang diketuai Dian Anggarini mengadakan seminar lingkungan, lagi lagi ketika saya hanya berkunjung ke tempat tersebut. Di tembak untuk menjadi MC sama dian. Hahaha. Emang dasarnya susah bilang tidak, jadinya mau gak mau jadi MC buat acara tersebut. Namun dari seminar tersebut saya masih teringat sampai sekarang, peta peta pembagian zona zona investasi di Papua. Pantas saja 9 dari 10 orang papua ingin memerdekan diri. Wong semua tanah papua sudah ada kavlingnya mulai dari perkebunan, pertambanga, pertanian dan itu berhektar hektar.
Dan masih banyak lagi pengalaman dan kenangan indah bersama kalian saat TOSSAKA bersama Bowo farmasi 07, saat menjadi MC untuk acaranya pengmas masak masak antar jurusan, saat kumpul di Pondok Laras (saat itu hampir full team, kurang 2 orang lagi dari 23 BPH), saat menyiapkan tim building untuk kepanitiaan PSAF di Ragunan bersama Ichwan, Siti dan Marista. Saat berkumpul bersama di detos hanya untuk sekedar makan bersama. Terima kasih untuk kenangannya, Terutama untuk pak Ketua Ashari Nurhidayat dan Wakilnya Wahyu Nirwanto. Putsan dan Bowo yang selalu ribet ngurusin reimbursan. Pepeb yang ngurusin surat masuk dan keluar. Arif dan Hinu yang sibuk desain poster dan nempel nempel. Evi dan Nurul yang sibuk jadi Koorbid, Ichwan yang punya tiga anak buah yang selalu membuat saya iri. Misdawita yang belum saya bantu maksimal di keilmiahan. Ilham dan Sherly yang sibuk nyiapin buka puasa bersama di sekret BEM. Adi Kimia 07 yang jadi kadep Wirus di pertengahan tahun. Koorbid BSOF Adi Matek 07 yang jadi seksi sibuk setiap ada acara internal BEM. Aldi Tiandi yang maaf bgt belum sempet kerumahnya di cilebut.
Semoga masih bisa menjalin silaturahim dengan kalian.
Teringat. Saat harus membantu kadep Pengmas (Pengabdian Masyarakat) Marista Gilang Farmasi 2007 untuk kepanitiaan MICEL (Communty Development) didaerah Subang. Saat itu saya hanya datang untuk membantu, sesampainya disana diberi sambutan oleh panitia MICEL. Dan bahkan dihidangkan makanan. Saya ingat makanan saat itu adalah sayur sop. Tapi hambar, tidak ada rasanya. Hahaha. Maklum yang masak masih mahasiswa, kalau kebanyakan garam nanti dikira kepingin nikah. Saat itu adalah bulan Ramadhan dan salah satu agenda yang ada di acara adalah shalat tarawih bersama masyarakat. Saat tiba waktu shalat tarawih, ternyata pemuka masyarakat disitu meminta yang menjadi imam adalah mahasiswa. Ternyata saya yang ditembak buat menjadi imam tarawih. Hahaha. Parah bangat dah. Meski berulang kali menolak, tetap saja saya yang diminta sama panitia. Terpaksa saya maju. Meski saya yakin nanti akan ada pertanyaan dari mahasiswa. Sebelum dimulai saya tanya dulu kondisi di kampung sini shalat tarawihnya bagaimana, ternyata 23 rakaat persis seperti di rumah saya. Setelah selesai shalat tarawih dan bubar, pada saat kumpul panitia menanyakan kenapa shalat tarawihnya 23 rakaat, terus kata dia kenapa setiap rakaat kedua selalu membaca surat pendek Al-Ikhlas. Saya hanya bisa tersenyum, untuk mahasiswa yang sehari hari shalat tarawih di Masjid UI yang dibiasakan 8 Rakaat dan bacaan panjang – panjang maka shalat tarawih tadi akan terasa janggal apalagi beberapa orang protes karena saya bacaan saya kecepatan. Saya tersenyum, memang shalat tarawih jam setengah 9 sudah selesaim, dan itu pun saya masih berusaha tidak terlalu cepat, karena saya berfikir masyarakat disini pasti terbiasa dengan shalat tarawih yang cepat. Dan benar saja, esoknya teman saya yang nanya itu bilang ketika dia ikut shalat tarawih dengan warga di musholla dekat situ, shalat tarawihnya 23 rakaat cepat bangat, jam 8 sudah selesai. Memang dari awal seperti itu niat saya, menyesuaikan dengan kondisi masyarakat disana. Itu menjadi pengalaman sendiri, karena untuk pertama kalinya saya menjadi imam tarawih. Untung saja pas di musholla dekat rumah sering disuruh jadi Bilal yang salah satu tugasnya mengoreksi bacaan surah pendek imam apakah sesuai urutannya.
Teringat. Masih di bulan Ramadhan yang sama, dapat sms dari rekan saya kadep Kerohaniaan , saudara Ilham Akbar yang isinya meminta saya menjadi pembicara pengganti di acara buka puasa bersama. Saya iyakan saja, eh pas ke tempat lokasinya. Ternyata itu buka puasa karyawan Dekanat MIPA. Ah si Ilham nyari gara gara, masa disuruh ceramah depan ibu-ibu sama bapak-bapak. Terlanjur mengiyakan, ditambah lagi, Ustadz pembicara utamanya memang berhalangan hadir. Dengan menebalkan muka, saya maju memberikan ceramah, yang sebenernya saya merasa tidak pantas karena menyampaikannya di depan orang orang tua, kalau di depan mahasiswa baru sih, masih cukup percaya diri, tapi ini. Sudahlah bismillah. Alhamdulillah selesai juga. Entah sampai atau tidak pesannya, karena untuk menguasai diri sendiri didepan saja sudah sulit.
Teringat. Ketika masuk tahun ajaran baru, membantu kadep Kesma Fadiah Sabila Kimia 2007 untuk menyortir berkas berkas mahasiswa yang mau mengajukan banding BOP. Berdua dengan sabil, menyortir dan menyeleksi manakah mahasiswa yang disetujui bandingnya dan mana yang tidak di ruangan Pa Marda staf Dekanat. Eh ternyata, dekanat tidak memeriksa lagi mereka percaya dengan kita, jadi secara tidak langsung, kamilah yang menentukan apakah mahasiswa tersebut di setujui bandingnya atau tidak. Agak deg-degan juga. Namun disitu saya dapat pelajaran untuk selalu bersyukur. Karena banyak orang yang masih merasa kurang dalam finansial padahal kalau dilihat dari kita materinya berlimpah. Wallahu Alam.
Teringat. Ketika departemen lingkungan yang diketuai Dian Anggarini mengadakan seminar lingkungan, lagi lagi ketika saya hanya berkunjung ke tempat tersebut. Di tembak untuk menjadi MC sama dian. Hahaha. Emang dasarnya susah bilang tidak, jadinya mau gak mau jadi MC buat acara tersebut. Namun dari seminar tersebut saya masih teringat sampai sekarang, peta peta pembagian zona zona investasi di Papua. Pantas saja 9 dari 10 orang papua ingin memerdekan diri. Wong semua tanah papua sudah ada kavlingnya mulai dari perkebunan, pertambanga, pertanian dan itu berhektar hektar.
Dan masih banyak lagi pengalaman dan kenangan indah bersama kalian saat TOSSAKA bersama Bowo farmasi 07, saat menjadi MC untuk acaranya pengmas masak masak antar jurusan, saat kumpul di Pondok Laras (saat itu hampir full team, kurang 2 orang lagi dari 23 BPH), saat menyiapkan tim building untuk kepanitiaan PSAF di Ragunan bersama Ichwan, Siti dan Marista. Saat berkumpul bersama di detos hanya untuk sekedar makan bersama. Terima kasih untuk kenangannya, Terutama untuk pak Ketua Ashari Nurhidayat dan Wakilnya Wahyu Nirwanto. Putsan dan Bowo yang selalu ribet ngurusin reimbursan. Pepeb yang ngurusin surat masuk dan keluar. Arif dan Hinu yang sibuk desain poster dan nempel nempel. Evi dan Nurul yang sibuk jadi Koorbid, Ichwan yang punya tiga anak buah yang selalu membuat saya iri. Misdawita yang belum saya bantu maksimal di keilmiahan. Ilham dan Sherly yang sibuk nyiapin buka puasa bersama di sekret BEM. Adi Kimia 07 yang jadi kadep Wirus di pertengahan tahun. Koorbid BSOF Adi Matek 07 yang jadi seksi sibuk setiap ada acara internal BEM. Aldi Tiandi yang maaf bgt belum sempet kerumahnya di cilebut.
Semoga masih bisa menjalin silaturahim dengan kalian.
Salam.
Nurhadiansyah.
Kamis, 17 Januari 2013
Ekspedisi 3078 mdpl
Puncak Ciremai (dok.pribadi)
"Kebersamaan lebih indah daripada puncak"
-Quote di salah satu papan petunjuk menuju puncak-
Setelah menjelajah Kawah Ratu diantara tebaran sulfur puncak
Halimun, sesudah menjejak pasir pasir hitam di angkuhnya Anak Krakatau.
Maka sekarang saya bercerita tentang ekspedisi menjadi orang tertinggi
di tanah Jawa Barat.
Ciremai, terletak kokoh didekat kota Cirebon. Perjalanan yang
dimulai dengan menaiki bus antar kota Jakarta-Kuningan jam 11 malam dari
kampung Rambutan.
Enam jam. Waktu yg diperlukan untuk mencapai Terminal Harjamukti,
Cirebon. Pukul 05.23. Aneh, karena rumah saya di kelurahan Harjamukti,
Depok dan sekarang berada di terminal Harjamukti, Cirebon. Dari
Harjamukti ke Harjamukti, salah satu hal misteri di dunia dimana saya
ingin mengetahui adakah hubungan antara Harjamukti Depok dengan Cirebon?
Rabu, 07 November 2012
Perjalanan ke Negeri Matahari Bagian-3
Perjalanan ke negeri matahari part 3
mau sedikit share lagi, karena masih ada beberapa hal unik yang belum di ceritakan..
Mudah mudahan bermanfaat..
Hari ketiga, kami kembali mengikuti kuliah di IQBRC (Ibaraki Quantum Beam Research Center)
agenda hari itu masih kuliah dari senior researcher..
Salah satu yang presentasi adalah Dr. Avram Gal dari tel aviv university, israel.
Yang saya ingat adalah, ketika dia mulai presentasi terjadi gempa bumi..
Dua kali ..!
Selasa, 17 April 2012
Perjalanan ke Negeri Matahari Bagian-2
-->
Sekitar tengah malam pesawat mendarat di bandara haneda, Tokyo..
Japan here we come... :D
Japan here we come... :D
Akhirnya menjejakkan kaki di tanah Jepang. Setelah menjadi orang terakhir yang meninggalkan pesawat. Dikarenakan saya mabuk selama naik pesawat -____-”
badan terasa lemas, duh malu maluin aja..(diliatin penumpang laen, tapi ah masa bodo .. ga ada yang kenal ini). Malah dibantuin sama temen buat ngurus kedatangan di imigrasi jepang, sampe sampe harus naek kursi roda karena kagak kuat jalan #lebay
Setelah mengurus di imigrasi akhirnya kita bersiap menuju penginapan ..
dan ternyata , bus terakhir yang mengantar kita ke penginapan baru saja berangkat .. TIDAAAAK!!! ~_~”
dan ternyata , bus terakhir yang mengantar kita ke penginapan baru saja berangkat .. TIDAAAAK!!! ~_~”
Selasa, 27 Maret 2012
Perjalanan ke Negeri Matahari Bagian-1
Tidak terasa tepat satu bulan yang lalu yaitu tanggal 12 Februari 2012 adalah waktu dimana saya berangkat ke Jepang dalam rangka menghadiri School Strangeness of Nuclear Physics (SNP). Saya akan mencoba berbagi cerita tentang keberangkatan saya ke negeri matahari terbit. Saya akan membagi cerita saya dengan dua fase yakni persiapan keberangkatan dan saat berada di Jepang. Tujuannya agar pembaca bisa merasakan apa yang saya rasakan sehingga saya akhirnya bisa mewujudkan mimpi saya.
Fase persiapan.
Oktober 2011.
Dosen pembimbing saya memberitahukan bahwa ada undangan untuk young researcher dan senior researcher menghadiri SNP di Sendai Jepang. Prof saya bilang untuk mencoba mengirim aplikasi yang dibutuhkan berupa abstrak riset dan CV. Sambil menunggu pengumuman saya mengerjakan riset yang sekaligus sebagai skripsi saya nantinya.
Desember 2011
Tanggal 7 desember datang email dari panitia SNP bahwa aplikasi kami diterima dan disitu tertulis panitia akan menanggung biaya akomodasi serta makan sehari hari. Disitu teidak tertulis apakah tiket pesawat akan ditanggung juga oleh panitia atau tidak. Dan kami diminta untuk segera mengurus visa sedangkan dokumen yang dibutuhkan nanti akan dikirimkan panitia secepatnya. Tambahan lagi untuk para young researcher bersiap siap untuk mempresentasikan hasil risetnya. Presentasi hasil riset akan dibagi dua yaitu oral session dan poster. Dan pengumuman pembagiannya akan menyusul kemudian. Jadilah kami sibuk untuk segera menyelesaikan riset kami dan mengurus tiket pesawat, passport serta visa.
Hal pertama yang kami lakukan adalah mengurus tiket pesawat, setelah searching di internet kami dapat informasi tiket pesawat ke Jepang PP untuk kelas ekonomi yaitu Rp. 4.500.000 dan itu pun harga promo dan tergolong murah ketimbang tiket yang ditawarkan Garuda Indonesia yakni Rp. 10.000.000 untuk perginya saja. Cepat cepat kami pesan tiket. Prof pembimbing kami pun memberikan bantuan dengan menanggung setengah dari harga tiket plus tambahan uang saku dalam bentuk yen. Untuk masalah tiket sudah dapat diselesaikan begitu kami selesai booking tiket tersebut dengan bantuan kartu kredit dosen fisika nuklir. Dikarenakan pembayaran booking tiket pesawat salah satunya dengan memakai kartu kredit.
Saya mengurus passport di kantor imigrasi depok dan itu memakan waktu tiga pekan dengan tiga kali datang ke kantor imigrasi setiap pekannya. Pekan pertama menyerahkan berkas, pekan kedua wawancara dan mengambil foto serta sidik jari. Dan pekan ketiga mengambil passport. Passport saya akhirnya jadi pada tanggal 26 desember 2011.
Januari 2012
Selamat Tahun Baru. Persis setelah liburan tahun baru hal penting yang harus kami lakukan adalah mengurus visa di kedutaan besar Jepang. Saya ingat sekali ketika itu hari senin, setelah bersusah payah naik kereta akhirnya kami tiba di kedutaan besar Jepang di dekat Bundaran HI. Sayang sekali hari itu, kedubes Jepang masih tutup. Dengan berat hati kami kembali pulang. Esoknya kami kembali ke kedubes Jepang. Setelah sampai di loket kami diminta untuk kembali esoknya dikarenakan diperlukan surat keterangan bahwa kami mahasiswa UI.
Februari 2012
Sudah tinggal kurang dari dua minggu lagi tanggal keberangkatan ke jepang.
Persiapan pun dilakukan , terlebih mengejar hasil riset untuk dipresentasikan disana. Baju sudah disiapkan , jaket pun khususn dibeli untuk persiapan ini. Karena disana lagi musim dingin jadi harus mencari jaket yang bisa tahan suhu dibawah nol derajat celcius.
Persiapan pun dilakukan , terlebih mengejar hasil riset untuk dipresentasikan disana. Baju sudah disiapkan , jaket pun khususn dibeli untuk persiapan ini. Karena disana lagi musim dingin jadi harus mencari jaket yang bisa tahan suhu dibawah nol derajat celcius.
Langganan:
Postingan (Atom)
This Time for Africa
Gereja Christuskirche saat senja di Windhoek, Namibia If you get down get up, oh oh When you get down get up, eh eh Tsamina mina z...

-
sumber gambar : http://et.concord.org/ Seorang dosen memasuki kelas dengan membawa dua gelas aqua dan dua buah spidol tanpa memb...
-
Puncak Ciremai (dok.pribadi) " Kebersamaan lebih indah daripada puncak " -Quote di salah satu papan petunjuk menuju puncak...