Selasa, 27 Maret 2012

Perjalanan ke Negeri Matahari Bagian-1




Tidak terasa tepat satu bulan yang lalu yaitu tanggal 12 Februari 2012 adalah waktu dimana saya berangkat ke Jepang dalam rangka menghadiri School Strangeness of Nuclear Physics (SNP). Saya akan mencoba berbagi cerita tentang keberangkatan saya ke negeri matahari terbit. Saya akan membagi cerita saya dengan dua fase yakni persiapan keberangkatan dan saat berada di Jepang. Tujuannya agar pembaca bisa merasakan apa yang saya rasakan sehingga saya akhirnya bisa mewujudkan mimpi saya.
Fase persiapan.

Oktober 2011.
Dosen pembimbing saya memberitahukan bahwa ada undangan untuk young researcher dan senior researcher menghadiri SNP di Sendai Jepang. Prof saya bilang untuk mencoba mengirim aplikasi yang dibutuhkan berupa abstrak riset dan CV. Sambil menunggu pengumuman saya mengerjakan riset yang sekaligus sebagai skripsi saya nantinya.
Desember 2011
Tanggal 7 desember datang email dari panitia SNP bahwa aplikasi kami diterima dan disitu tertulis panitia akan menanggung biaya akomodasi serta makan sehari hari. Disitu teidak tertulis apakah tiket pesawat akan ditanggung juga oleh panitia atau tidak. Dan kami diminta untuk segera mengurus visa sedangkan dokumen yang dibutuhkan nanti akan dikirimkan panitia secepatnya. Tambahan lagi untuk para young researcher bersiap siap untuk mempresentasikan hasil risetnya. Presentasi hasil riset akan dibagi dua yaitu oral session dan poster. Dan pengumuman pembagiannya akan menyusul kemudian. Jadilah kami sibuk untuk segera menyelesaikan riset kami dan mengurus tiket pesawat, passport serta visa.
Hal pertama yang kami lakukan adalah mengurus tiket pesawat, setelah searching di internet kami dapat informasi tiket pesawat ke Jepang PP untuk kelas ekonomi yaitu Rp. 4.500.000 dan itu pun harga promo dan tergolong murah ketimbang tiket yang ditawarkan Garuda Indonesia yakni Rp. 10.000.000 untuk perginya saja. Cepat cepat kami pesan tiket. Prof pembimbing kami pun memberikan bantuan dengan menanggung setengah dari harga tiket plus tambahan uang saku dalam bentuk yen. Untuk masalah tiket sudah dapat diselesaikan begitu kami selesai booking tiket tersebut dengan bantuan kartu kredit dosen fisika nuklir. Dikarenakan pembayaran booking tiket pesawat salah satunya dengan memakai kartu kredit.
Saya mengurus passport di kantor imigrasi depok dan itu memakan waktu tiga pekan dengan tiga kali datang ke kantor imigrasi setiap pekannya. Pekan pertama menyerahkan berkas, pekan kedua wawancara dan mengambil foto serta sidik jari. Dan pekan ketiga mengambil passport. Passport saya akhirnya jadi pada tanggal 26 desember 2011.

Januari 2012
Selamat Tahun Baru. Persis setelah liburan tahun baru hal penting yang harus kami lakukan adalah mengurus visa di kedutaan besar Jepang. Saya ingat sekali ketika itu hari senin, setelah bersusah payah naik kereta akhirnya kami tiba di kedutaan besar Jepang di dekat Bundaran HI. Sayang sekali hari itu, kedubes Jepang masih tutup. Dengan berat hati kami kembali pulang. Esoknya kami kembali ke kedubes Jepang. Setelah sampai di loket kami diminta untuk kembali esoknya dikarenakan diperlukan surat keterangan bahwa kami mahasiswa UI. 
 
Februari 2012
Sudah tinggal kurang dari dua minggu lagi tanggal keberangkatan ke jepang.
Persiapan pun dilakukan , terlebih mengejar hasil riset untuk dipresentasikan disana. Baju sudah disiapkan , jaket pun khususn dibeli untuk persiapan ini. Karena disana lagi musim dingin jadi harus mencari jaket yang bisa tahan suhu dibawah nol derajat celcius.

This Time for Africa

Gereja Christuskirche saat senja di Windhoek, Namibia If you get down get up, oh oh When you get down get up, eh eh Tsamina mina z...