Kamis, 13 Februari 2014

Share Ujian CPNS

Hanya ingin berbagi sedikit pengalaman yang saya dapat, semoga bisa membantu bagi teman teman yang ingin mengikuti Ujian CPNS.

1. Tentukan Kementerian/Lembaga (K/L) yang mau dilamar. Waktu itu saya ngincer 3 yakni LIPI, BATAN dan BAPETEN. Masing masing berbeda waktu pembukaan daftar dan syarat berkasnya. Cek di website masing masing K/L pastikan jangan sampai mepet daftar karena biasanya cap pos, bahkan Bapeten dimajukan pengumuman penerimaan berkas tanpa pemberitahuan sebelumnya. Lihat formasi yang dibuka seberapa banyak atau sedikit menentukan strategi kita.

2. Pemberkasan. Persiapkan pemberkasan semaksimal mungkin, berkas berkas yg butuh waktu lama untuk jadi harus diutamakan misalnya : 
- SKCK khusus lamaran CPNS
- Kartu A1 dari dinas tenaga kerja daerah (biasa disebut kartu kuning)
- Legalisir ijazah dan transkrip nilai (di UI , lama bgt bikinnya, saya ga lolos administrasi CPNS BATAN karena belum ada legalisir ijazah)
Beberapa K/L ada yang mensyaratkan TOEFL lebih dari 460 masih berlaku maksimal dua tahun. saya daftar CPNS BATAN dan mereka minta tes TOEFL. Sedangkan untuk lolos pemberkasan administrasi awal, saya ga tau parameternya. Di BAPETEN yg daftar 3000an org untuk 12 formasi yang diperebutkan, tapi yang dipanggil Tes Kemampuan Dasar (TKD) hanya 30 kali dari formasi alias 360an.

3. Pemilihan Formasi. Saya lolos pemberkasan administrasi di LIPI tapi tidak dipanggil untuk ikut TKD , karena saya tidak memilih satupun formasi sebab tidak ada satupun yg sesuai dengan bidang kompetensi saya, sekalipun ada yg dibutuhkan S3 atau jangan jangan karena IPK-saya kecil :p.
Formasi sedikit atau banyak ada untung ruginya. Saya di BAPETEN milih unit kerja P2STPFRZR dan hanya nerima 1 formasi alias 1 orang aja.

Plus/Minus formasi sedikit :

- Peserta yang ikut TKD 30 kali dari formasi yang diperebutkan, kalo yang lamar pas pemberkasan banyak maka peluang makin kecil. Tapi kalo kompetensi kita oke (baca : IPK & almamater) ini hal mudah buat dilewati.

+ Peserta yang lulus TKD dan ikut Tes Kemampuan Bidang (TKB) hanya 3 kali dari formasi yg diperebutkan dan itu dirangking. Jadi karena formasi saya cuma 1, pas tes lanjutan lawan saya tinggal 2 orang. Setelah saya browsing dan saya tau lawan saya lulusan mana dan apa skripsinya saya PEDE pasti menang. :D

Plus/minus formasi banyak :
+ Peluang diterima semakin besar, karena yang diambil banyak.
- Peserta saingan pas TKB (Tes Kompetensi Bidang) banyak

Intinya jadi tergantung minat dan bakat (kesesuaian bidang) dimana kita kuatnya, masalah sedikit ama banyak tak jadi soal  dan jangan takut meski formasi yang dibuka cuma 1. Buktinya saya bisa masuk , Karena pas pemberkasan kita ga tau berapa jumlah yang daftar jadi santai aja gausah paranoid dengan jumlah yang daftar ribuan.






4. Tips Tes Kompetensi Dasar. Tahun saya pake sistem CAT semacam jawab 500 soal di komputer tinggal klik jawaban salah satu pilihan ganda yang dianggap benar. TKD ada tiga sub test - TWK (Tes Wawasan Kebangsaan) berisi pasal pasal, UUD 45, PANCASILA, hirarki perundangan, UU terbaru. Soal TWK ini yang paling susah, kebanyakan peserta nilainya paling kecil di subtest ini, beruntung nilai saya sekitar 105 karena belajar sehari sebelumnya contoh soal TWK banyak di internet, download aja. Beberapa versi orde baru jadi materi yg Repelita tidak relevan dan tidak keluar di tes, tapi materi ttg Pembukaan UUD 45, UUD 45, UU, dll masih relevan banyak soal yg saya pelajari ternyata keluar pas tes


- TIU (Test Intelegensia Umum) berisi matematika dasar kayak TPU, soal soal logika matematika, deret angka dll keluar. saya lumayan tinggi nilainya 115.

- TKP (Test Kepribadian) -> saya lupa namanya. Test yg menilai EQ kita, kaya menghadapi masalah di tim, hubungan dengan atasan, tanggung jawab dll.. kalo ikut organisasi dan punya prinsip serta pengetahuan baik mengelola hubungan saat organisasi pasti bisa lah. TKP nilai tertinggi saya sampe 150an..

Nilai TKD saya 371 dari max nilai 500. Karena yg dipanggil ke tes berikutnya berdasarkan rangking TKD, maka PENTING nilai TKD besar, dengan nilai segitu saya rangking pertama di formasi yang saya pilih. Tapi ada peraturan meski rangking 1 jika nilai TKD-nya tidak lebih dari 250 , maka tidak dipanggil TKB, dan itu terjadi di BAPETEN, jadi meski yg dibuka formasinya 12 orang. Pas final masuk cuma 10 org, satu formasi kosong karena ga ada satupun peserta yg melebihi batas ambang minimal 250 buat TKD. Nah katanya 60 % penilaian final lulus nggaknya CPNS diambil dari nilai TKD. Soal TKD bersifat hampir sama soal soalnya antar K/L. Jadi belajar sekali, bisa buat K/L yg lain juga.

5. Tes Kemampuan Bidang (TKB). Diambil 3 kali dari formasi, misal jika formasinya cuma 1 orang maka yang dipanggil ikut TKB maksimal 3 org. Kalo 3 orang, berarti yang ikut TKB 9 orang. Nah TKB beda-beda soalnya tergantung masing masing K/L, tapi biasanya tentang sejarah, tugas pokok dan fungsi K/L yang kita pilih, UU yang menjadi dasar lembaga tsb, sama soal yang berkaitan dengan formasi yang kita lamar. Contoh karena saya melamar di Badan Pengawas Tenaga Nuklir, maka pas TKB ada soal fisika ttg radiasi, atom, dan sejenisnya.


6. Kecurangan. Saya amati, kalo masalah manipulasi, suap, nama peringkat pertama tapi pas di pengumuman lulus diganti ama nama orang lain, atau dimintain duit dari puluhan bahkan ratusan juta rupiah, sepertinya memang ada... tetapi menurut saya itu kebanyakan terjadi penerimaan cpns PEMDA meski ga semua test CPNS PEMDA seperti itu, namun tidak menutup kemungkinan beberapa kementerian ada juga yg seperti itu. Kuncinya ada di pengawasan, oknum PEMDA bisa leluasa seperti itu karena merasa kurang pengawasan, jadi mereka santai saja "memeras" calon PNS, atau menjual kursi cpns... makanya saya milih sedari awal lembaga negara, BATAN, LIPI, BAPETEN... hal ini juga diakuin oleh panitia bapeten bahwa BAPETEN sebagai lembaga yg fungsinya menjadi badan pengawas, maka perekrutan jadi sangat ketat dan diawasi oleh negara dengan ketat.. ga bisa main main atau tidak ada (semoga) kecurangan...
makanya pemilihan K/L yg mau kita pilih itu penting... Kalo milih CPNS PEMDA, harus siap siap dgn resiko dimintai duit , kayak cerita temen saya yg daftar cpns di daerah.. dimintai duit 150 juta...oleh oknum di lembaga tsb..

oiya satu lagi penting, jujur saja saya juga ditelepon oleh oknum yg mengaku ketua panitia penerimaan CPNS BAPETEN, awalnya basa basi tapi ujung ujungnya minta duit... 5 juta doang, kecil sih.. tapi saya bilang aja ga punya.. meski nadanya agak sedikit mengancam untuk mengganti saya..
saya cuek aja, bagi saya.. saya mau masuk dengan cara yang baik dan keluar dengan cara yang baik. lagipula keduanya untung bagi saya.. jika saya diterima tanpa saya ngasih uang, tandanya lembaga saya bekerja nanti insya Allah lingkungan yang baik, seandainya tidak diterima cuma gara gara saya tidak ngasih uang, tandanya saya selamat tidak bekerja di lingkungan yg tidak berkah..
dan lucunya dua hari saya ditelepon oleh orang yang ngaku ketua panitia dan namanya sama tapi nomernya beda, makanya saya yakin ini pasti penipuan... oknum tersebut tau data nama, no telp sama nilai saya entah oknum bapeten atau BKN atau malah bukan keduanya tetapi pihak luar ... jadi manfaatkan itu, andaikan saya bayar, saya bakal mengira saya dibantu oknum tersebut, padahal mah nilai emang lulus ...

Saya laporin nomer itu ke panitia dan alhamdulillah panitia juga proaktif serta meyakinkan saya bahwa tidak ada mekanisme itu di proses seleksi...makanya saya bersyukur bisa masuk murni tes, temen temen yg lulus cpns bapeten juga semuanya murni tes...

Jadi kalo ditanya org, "Wah PNS ya? bayar berapa?" saya bisa jawab dengan kepala tegak, "Alhamdulillah murni test, ga bayar sepeserpun. "

_____________________________________________________________
Keberuntungan adalah persiapan dan kesempatan

This Time for Africa

Gereja Christuskirche saat senja di Windhoek, Namibia If you get down get up, oh oh When you get down get up, eh eh Tsamina mina z...