Jumat, 21 November 2014

"Aksi dan Demonstrasi"


Mengenang catatan ketika masih menjadi mahasiswa.
saat peringatan 100 tahun kebangkitan bangsa ..

Ribuan mahasiswa mulai berdemonstrasi. Hari demi hari mereka bergantian mengadakan aksi massa di istana, gedung wakil rakyat dan tempat tempat lain yang dianggap memrepresentasikan pemerintah. Tidak hanya di Jakarta di berbagai daerah para mahasiswa turut bergerak, dalam momen 100 tahun kebangkitan bangsa dan 10 tahun reformasi. Masing – masing mengusung tema yang berbeda. Di Jakarta sendiri para mahasiswa mengusung satu tema yang diangkat, yang paling intens adalah tema Saptatura (Tujuh gugatan Rakyat ). Dengan bertajuk ‘kepung istana’. Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) melancarkan  aksi dengan melibatkan ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Terakhir BEM SI mengadakan aksi didepan Gedung DPR / MPR yang diwarnai insiden penembakan mahasiswa Universitas Indonesia oleh peluru karet aparat . Dilanjutkan yang sekarang sedang diusut, kasus UNAS dimana terjadi bentrokkan antara polisi dengan mahasiswa UNAS yang berujung pengrusakkan fasilitas kampus dan ditahannya puluhan mahasiswa oleh pihak kepolisian. Belum tuntas kasus UNAS menyusul beberapa hari yang lalu di kampus UKI terjadi bentrokkan antara mahasiswa dengan aparat kepolisian. Lalu apa yang menyebabkan para mahasiswa turun kejalan meninggalkan aktivitas mereka menimba ilmu. Banyak yang berkata bahwa sebaiknya mahasiswa lebih baik belajar dengan rajin lalu setelah menyelesaikan studinya maka barulah mereka berkontribusi untuk bangsa  atau ada yang malah berkata sudahlah buat apa demo , belum tentu jika seandainya kalian menjadi  pejabat yang mengurusi 220 juta penduduk kalian belum tentu bisa. Mereka memang benar, tidak ada yang salah dari kata kata mereka,

namun jika bukan karena hati nurani tentu kita tak perduli dengan aksi,
jika bukan karena ideologi tentu lebih baik kita tenggelam di tumpukan meja belajar membaca Diktat – diktat kuliah kita .

Kami ingin menunjukkan kami mahasiswa adalah bagian dari rakyat. Banyak harapan berada di pundak kami. Karena ada 3 komponen utama yang dapat merubah suatu negara,


yang pertama adalah pembuat ‘keputusan’ (saya lebih suka menyebut keputusan dibanding kebijakan,karena keputusan yang tidak bijak tidak bisa dikatakan kebijakan ) peran inilah yang diemban pemerintah sebagai wewenang tertinggi penyelenggara negara ,


yang kedua  adalah pemilik modal ,merekalah yang menguasai berbagai aspek perekonomian ,bahkan demi mereka ( pemilik modal / Investor ) pemerintah rela mengeluarkan ‘keputusan-keputusan’ untuk memudahkan para pemilik modal menginvestasikan kekayaannya bahkan pemerintah memprivatisasi BUMN-BUMN-nya kepada mereka ,dengan alasan untuk meningkatkan kinerja BUMN tersebut ,padahal BUMN tersebut merupakan asset STRATEGIS BANGSA .


Yang ketiga adalah rakyat ,merekalah komponen terbanyak negeri ini ironisnya justru yang lebih sering dikorbankan.


Setiap kali pemerintah akan memutuskan sesuatu ,ada pertarungan kepentingan antara 2 kelompok ,kelompok pemilik modal disisi lain dengan kelompok rakyat disisi lainnya ,pemerintah seringkali dihadapkan 2 pilihan : mengorbankan pemilik modal ataukah rakyat . Entah barangkali saking kuatnya lobi-lobi pemilik modal maka yang sering dikorbankan dari ‘keputusan’ tersebut adalah rakyat . Mahasiswa sebagai bagian dari rakyat maka sudah sepantasnya berusaha untuk membela rakyat . Kenapa harus mahasiswa, karena mahasiswa mempunyai bargaining power  terhadap pemerintah . Identitas sebagai Mahasiswa di dengar suaranya karena aspek intelijensia. Aspek inilah yang seringkali membedakan respon pemerintah antara mahasiswa dengan rakyat yang lainnya, ditambah Mahasiswa adalah kaum muda, Umur produktif dan merupakan Iron Stock  bagi bangsa indonesia. Semoga kita bisa mengemban amanah yang berat lagi mulia ini.

Hidup Mahasiswa !!!
Hidup Rakyat Indonesia !!!

________________________________________________

Jadi teringat cerita ketika aksi demonstrasi zaman reformasi,
dimana ketika chaos para mahasiswa berlarian melarikan diri,
Lalu tampillah seseorang berteriak dengan nada tinggi..

"Terkutuk mahasiswa yang tewas tertembak dibelakang punggungnya"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

This Time for Africa

Gereja Christuskirche saat senja di Windhoek, Namibia If you get down get up, oh oh When you get down get up, eh eh Tsamina mina z...